Friday, January 28, 2011

Gambar Dari Pakar Bedahku






Gambar di atas dihantar melalui e-mail kelmarin daripada doktor yang membedahku. Ini e-mailnya:


Dear Sir,


I received your SMS this morning.
Be a healthy, wealthy, happy & more longer life with your family.
Your longer survival is not only for adequate surgery alone, also our oncology Team approach management.
Whatever I am also happy for hearing  “Thanks word” from you to me & all doctors involving & treating  you.
I send your two Photos during operation & after operation for your Knowledge & your website.
Another lady, Carcinoma Stomach Upper Part (Fundus & Cardia ) , I operated in USM , followup at surgical clinic at USM , 8 month after operation in 2nd attached file . I am standing behind the old Lady with happily at surgical Clinic.  I think, she may still alve.

Regards & Thanks,
Dr. Shwe Baw


 Sekarang dia dah kembali ke Myanmar. Moga dia meneruskan khidmatnya pula di sana.

Tuesday, January 25, 2011

Drama Mengenai Pesakit Kanser






Sekarang sedang ditayangkan drama Hani diTV3 setiap Selasa 9.00 malam. Biasanya selepas Solat Isyak, ku menontonnya bersama isteri jika tiada kerja lain. Drama yang mengisahkan Hani menderita kanser otak. Bukan sahaja Hani yang menderita, tetapi trauma turut dirasai emak, ayah dan adik-beradik, begitu juga insan yang pernah kehilangan orang yang tercinta akibat kanser iaitu Irfan.

Memang begitulah lumrah kehidupan. Hanya mereka yang mempunyai pengalaman menjaga pesakit kanser sahaja yang tahu betapa getirnya hidup menjaga pesakit kanser. Ku pernah rasa betapa tertekannya hidup ketika menjaga arwah isteriku yang menderita kanser payu dara . Dia menderita selama 4 tahun sebelum dijemput menemui Penciptanya. Ku pula dah masuk ke tahun 5 menderita sakit kanser. Entah selama mana dapat bertahan, hanya Allah yang tahu.

Kembali kepada drama Hani. Kita tidak tahu lagi apakah kesudahan drama tersebut. Macam mana skrip akhirnya. Sejak ku sakit, dah banyak drama yang ku lihat bertemakan penyakit kanser. Semuanya berakhir dengan kematian. Seolah-olah penyakit kanser adalah hukuman mati kepada pesakit.

Wahai penulis skrip drama, tulislah skrip yang dapat memberi semangat kepada kami dan keluarga kami untuk meneruskan kehidupan.

Sekian. Wassalam.

Mula Makan Ubat Kimoterapi Bulan ke-4



Pakar Kanserku: Profesor Madya Biswa Mohan Biswal.




Ahad 23 Jan 2011, selepas waktu persekolahan, ku ke Hospital Universiti Malaysia Kubang Kerian, Kota Bharu. Tujuannya untuk mengambil ubat kimo. Khamis lepas ku terima panggilan daripada Pn.Yuzi, Pegawai Kebajikan Husm menelefonku, memberitahu ubat yang ku bayar sebanyak RM54,000.00 dengan geran kerajaan dah sampai.

Ku biarkan isteri menunggu dalam kereta sementara ku ke Stor Ubat. Ku buat begitu kerana sukarnya mencari parking di HUSM. Mula-mula ku pergi ke Unit Farmasi, tetapi diberitahu ku kena pergi ke Unit Stor. Jauh jugalah terpaksa berjalan. Sesampainya di sana, kerani memaklumkan pegawai yang bertanggungjawab sedang mesyuarat tetapi nasib baik ada lagi seorang kerani yang tolong dapatkan ubat kimoterapi tersebut. Semuanya berjumlah 12 kotak untuk bekalan 3 bulan.

Malamnya, tepat jam 9.30 malam ku makan ubat tersebut. Memang waktu itulah selalu ku makan ubat kimoterapi sejak tahun 2007. Jika dikira jumlahnya sejak tahun 2007, harga ubatnya dah dekat mencecah RM500,000.00. Banyak sangatlah kos ubat kimoterapi ni. Dalam akhbar ku baca kisah Azean Irdawaty yang menderita Kanser Payu dara yang telah mengeluarkan RM200,000.00 untuk kimoterapi. Begitulah nasib dan takdir pesakit kanser.

Dah 3 minggu badanku lesu, jarang-jarang saja dapat solat berjemaah di surau. Ke masjid hari Jumaat pun dalam keadaan memaksa diri. Bila ku mula makan ubat kimo ni bertambahlah lesu badanku. Biasanya kesan ubat kimoterapi Sutent ialah sakit tapak kaki sehingga terpaksa berjalan berjengkit-jengkit.

Dua malam lepas, ku bermimpi bisul di dadaku dah sembuh, gembiranya rasa hati. Tetapi itu cuma dalam mimpi. namun ku berdoa agar mimpi menjadi kenyataan. Amin.

Saturday, January 22, 2011

Tip Sembuh Dari Kanser


TIPS SEMBUH dari KANKER

 
‘KANKER. Mengapa saya? Apa yang harus saya lakukan untuk sembuh?’

Anda baru saja divonis KANKER. Bagaimana tidak, KANKER sudah datang dan Anda tidak tahu kapan dia pergi. Jangan panik, tetap tenang dan berdoa. Memerangi KANKER harus dilakukan sebagaimana halnya orang berperang, yaitu menggunakan strategi.

Dalam KANKER tidak dikenal istilah seri. Taruhannya adalah nyawa Anda dan batasannya adalah waktu. Yang dibutuhkan adalah stamina dan semangat jangka panjang. Untuk menang Anda harus jadi pelari marathon, bukan sprinter.

Jadi apa kunci sukses dalam perang melawan KANKER? Dimulai dengan 2 prinsip utama, yaitu kenali lawanmu (KANKER yang menyerang Anda) dan kenali diri Anda. Anda adalah dokter terbaik bagi diri Anda sendiri.

Bagaimana mengenal KANKER yang menyerang Anda?
Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bisa menjadi acuan :
Anda menderita tumor atau KANKER?

  • Jenis KANKERnya apa? Karsinoma, Sarkoma, Leukemia atau Limfoma
  • Organ tubuh mana yang terkena KANKER?
  • Sudah stadium berapa?
  • Apakah KANKER tersebut sudah menyebar ke organ tubuh lain?
Untuk memperoleh hasil akurat, lakukan cek dan ricek. Konfirmasikan jenis KANKER yang menyerang anda setidaknya dari dua atau tiga dokter spesialis KANKER (Onkolog) maupun dari hasil cek lab berupa test ‘Penanda Tumor’.

Lakukan juga pencarian informasi sebanyak mungkin di Internet sehingga Anda dapat yakin jenis KANKERnya, terapi yang biasa digunakan, faktor yang menghambat/mempercepat pertumbuhannya.

Setelah mengenal lawan Anda, langkah berikutnya adalah analisa diri. Ketika KANKER datang, inilah saatnya Anda flash back, introspeksi. KANKER dapat dikatakan sinyal dari tubuh untuk slow down, relax & mengalir dengan kehidupan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa dijadikan langkah awal :
  • Gaya hidup : Rutinitas apa yang dijalani setiap hari? Kapan terakhir Anda rutin berolahraga? Berapa jam sehari Anda tidur?
  • Pola makan/minum : makanan/minuman apa yang Anda sukai?
  • Perilaku : Emosi apa yang dominan dalam hidup Anda ? Tulis daftar emosi negative (mudah stress, pendendam, pemarah, tidak puas, iri hati, dll) maupun positifnya (pemurah, tidak mudah putus asa, mau belajar, dll)
  • Hubungan : tulis nama orang-orang terdekat Anda. Apakah ada masalah yang lama tidak diselesaikan?
  • Spiritualitas : kapan terakhir Anda berbicara dengan Yang Diatas?
Kenal lawan dan kenal diri memberikan Anda pemahaman tentang medan pertempuran yang sedang Anda hadapi. Hal ini akan membantu Anda memilih strategi untuk memerangi KANKER.

* STRATEGI 1 : KANKER harus diobati

KANKER bukan penyakit mudah, sehingga Anda tidak dapat berdiam diri dan berharap segalanya akan ok. Tapi Anda juga tidak perlu naïf dan mencoba berbagai macam tawaran pengobatan sampai Anda capek sendiri, jatuh miskin dan tidak juga sembuh. Anda perlu bijak.

Secara umum Anda akan menghadapi pilihan 2 jenis pengobatan KANKER, yaitu pengobatan barat dengan terapi konvensional (kemoterapi, radioterapi. pembedahan, dll) ataupun pengobatan timur seperti : obat herbal, akupunktur, yoga, dll.

Pengobatan KANKER dari Barat sifatnya seperti amunisi : Anda beli berbagai senjata (mulai dari pistol sampai roket) untuk membombardir musuh Anda – sang KANKER. Tapi ingat : alih-alih sembuh, benteng pertahanan yaitu tubuh Anda juga bisa hancur diroket dan si musuh bisa datang kembali dengan kekuatan berlipat ganda kalau tidak diberantas habis. Selain itu sebagaimana halnya roket, pengobatan ini juga mahal.

Pengobatan KANKER dari timur sifatnya seperti latihan kungfu. Pasukan Anda, yaitu sel darah putih akan diberikan stimulus supaya mahir melawan musuh yaitu sel KANKER. Seperti latihan kungfu, pengobatan KANKER ala timur biasanya relative memerlukan waktu. Tetapi keuntungannya : lebih lasting, tidak ada efek samping, dan sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan paling bagus dalam jangka panjang.

Untuk mendapat hasil optimal, sebaiknya Anda menggandeng timur dan barat dalam memerangi kanker.

Apa ciri/tanda pengobatan yang baik? Tandanya adalah pengobatan tersebut harus dapat memberantas KANKER, mengurangi rasa sakit akibat KANKER dan mencegah agar KANKER tidak timbul kembali.
Pertimbangkan tips berikut ini sebelum memilih metode terapi :
  • Terapi masuk akal (reasonable) dan meyakinkan Anda bahwa dapat tepat sasaran terhadap jenis penyakit KANKER yang Anda hadapi.
  • Anda cukup nyaman dengan terapi tersebut
  • rasa sakit atau efek samping akibat terapi harus dalam batas yang bisa Anda tanggung dalam jangka panjang
  • terapi berada dalam batas kemampuan ekonomi Anda (dalam jangka panjang)
* STRATEGI 2 : MENGUBAH POLA MAKAN

Tepatlah peribahasa ‘You are what you eat’. Pengaruh makanan dalam kesehatan Anda sangat besar. Anda kini harus banyak mengkonsumsi sayur dan buah serta menghindari makanan berlemak, dibakar ataupun digoreng.

Namun demikian Anda tetap harus punya selera makan. Apa artinya hidup tanpa selera makan ? Jadi pilihlah jenis makanan yang sehat dan yang bisa Anda sukai & nikmati. Your appetite is your drive to live ! So keep your appetite alive !

Berikut ini ada beberapa tips diet sehat bagi pasien kanker :
  • Masak dan sediakan makanan anda dirumah. Hindari makan di luar jika anda ingin menang dalam perang melawan kanker. Alasannya sederhana : makanan luar, anda tidak tahu kandungan di dalamnya seperti : minyak, garam, penyedap rasa, dan bahan tambahan lainnya.
  • Hindari gorengan dan makanan yang mengandung banyak lemak, termasuk mentega/margarine, karena tidak baik untuk organ hati. Jika anda harus menggunakan minyak, gunakan minyak zaitun.
  • Catatan: gula yang berwarna terlalu putih juga tidak bagus.
  • Kurangi konsumsi daging. Lalu bagaimana Anda memperoleh protein? Jawabannya sederhana, yaitu dari kacang-kacangan, gandum, dll.
  • Banyak konsumsi sayuran hijau. Untuk memperoleh nutrisi yang beranekaragam, konsumsilah berbagai jenis buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Sedapat mungkin, makan sayuran mentah atau dimasak tapi jangan terlalu lama.
  • Perbanyak minum jus yang terbuat dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar, misalnya : wortel, seledri dan jus apel.
  • Konsumsi banyak buah-buahan segar
  • Hindari semua jenis makanan yang dikalengkan, diasap, dibakar ataupun diasinkan
* STRATEGI 3 : MENGUBAH CARA HIDUP

‘Hati yang gembira adalah obat’ demikian peribahasa. Untuk memerangi KANKER, Anda harus happy. Karena dalam jiwa yang sehat, baru ada kemauan hidup tinggi.

Tahukah Anda bahwa Anda diciptakan dengan luar biasa untuk satu tujuan dalam dunia ini ? Tahukah Anda bahwa Anda berharga dimata Yang Maha Esa ? Seringkali hidup ini kita jalani dengan complicated – ribet. Kita hidup untuk mendapat pengakuan, penghargaan dari orang lain. Padahal hidup harus dijalani dengan mengalir dan sikap nrimo, mensyukuri. Dengan demikian kita bisa lead a stress-free life.

Yang tidak kalah penting adalah cukup tidur dan cukup olahraga. Tidur yang cukup penting bagi kerja organ hati dalam menyerap racun. Selain itu olahraga juga penting untuk mengurangi stress dan mendapat oksigen bebas yang sangat penting bagi tubuh.

Mudah-mudahan tips diatas bermanfaat buat Anda yang ingin sembuh dari KANKER. Selamat berjuang dan VIVA LIFE !

www.cancerhelps.com

Pantang Menyerah Melawan Kanser

Pantang Menyerah Lawan Kanker


Cuplikan film ‘Pearl Harbor’ yang ditayangkan di TV beberapa waktu lalu menggambarkan kepada kita betapa dasyatnya perang dunia (PD) II. Musuh datang begitu tiba-tiba dan menghancurkan segala sesuatu pada saat yang tak diduga-duga. Amerika pun dibuat gemetar oleh lawan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Sama seperti halnya kanker. Anda dibuat takut dan bingung atas musuh yang seolah begitu kuat dan besar dengan nyawa Anda sebagai taruhannya. Anda tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dan kapan itu terjadi. Segala sesuatu menjadi tanda tanya besar.

Bilamana peperangan Anda terasa begitu dasyat, Kami ingin mengutip kalimat yang telah diucapkan oleh Sir Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris saat Perang Dunia II) bagi Anda dibawah ini:

"Jika Anda tidak akan berperang untuk hak yang mudah didapat tanpa tetesan darah; jika Anda tidak akan berperang ketika kemenangan begitu nyata dan tidak mahal harganya, Anda akan tiba pada satu momen dimana Anda harus berperang dengan segala keganjilan yang merintangi Anda dan kesempatan yang langka untuk HIDUP. Bahkan mungkin lebih buruk lagi, Anda harus berperang ketika TIDAK ADA HARAPAN UNTUK MENANG, karena lebih baik binasa daripada hidup sebagai budak.

Kebijakan kita adalah untuk BERPERANG dengan segenap daya upaya dan segenap kekuatan yang TUHAN telah berikan kepada kita. Apa tujuan kita ? Dengan satu kata ‘KEMENANGAN’ – menang dengan taruhan apapun, menang terlepas dari terror yang kita hadapi, menang betapapun panjang dan sulit jalannya; karena tanpa kemenangan tidak ada KELANGSUNGAN HIDUP.

Kita TIDAK AKAN MENYERAH atau KALAH. Kita akan MAJU TERUS sampai TITIK AKHIR. Kita akan berperang dengan kepercayaan yang semakin mantap dan kekuatan yang bertambah, kita akan pertahankan tanah kita apapun juga taruhannya.. Kita tidak akan pernah menyerah!"


Pada saat Inggris diserang oleh Nazi Jerman-musuh yang begitu besar dan kuat, Sir Winston Churchill hanya memberikan satu pesan yaitu bahwa mereka akan berperang untuk melawan pendudukan Jerman, apapun juga taruhannya. Perang sampai akhir. Pada akhirnya mereka menang.

Bagaimana dengan Anda? Kiranya renungan singkat diatas dapat memompa semangat Anda untuk terus berjuang melawan KANKER! JANGAN PERNAH MENYERAH !!      



Dipetik dari http://www.cancerhelp.com

Perubatan Komlemantari dan Kanser

PERANAN PERUBATAN KOMPLIMENTARI DALAM MENANGANI PESAKIT KANSER
1. Pendahuluan
Penyakit kanser bermaksud ketumbuhan yang berlaku pada tisu atau organ dalam badan. Jika seseorang pesakit menghidap penyakit kanser, sel-sel kanser tersebut akan bermutifikasi atau berganda tanpa batasan dan secara tidak menentu. Penyebaran kanser atau barah di dalam tubuh seseorang pesakit adalah melalui saluran darah serta sistem limfanya.
Terdapat berbagai-bagai jenis kanser. Penyakit ini sering menyerang organ-organ seperti paru-paru, otak, payu dara, serviks dan lain-lain. Tiga jenis kanser yang paling utama di Malaysia adalah kanser paru-paru, kanser serviks dan kanser payu dara. Kanser payu dara dan kanser serviks ini hanya menyerang golongan wanita.
Pesakit-pesakit kanser hanya boleh diberi ubat untuk mengurangkan kesakitan kerana penyakit kanser dikatakan tidak boleh diubati atau dipulihkan jika ia dikesan terlalu lambat.. Pemulihan pula hanya boleh dilakukan jika kanser tersebut dikesan pada peringkat awal. Walau bagaimanapun, terdapat alternatif kepada perubatan moden yang dikenali sebagai perubatan komplimentari yang dikatakan dapat memulihkan pesakit kanser.
2. Punca-punca Kanser
Karsinogen merupakan bahan atau ‘substance’ yang sebenarnya menyebabkan penyakit kanser. Gaya hidup dan keadaan persekitaran adalah faktor utama yang menyebabkan kanser. Kedua-dua faktor ini dikatakan 90% mempengaruhi punca penyakit kanser. Walau bagaimanapun, tiada siapa yang tahu sebab sebenar yang menjadi punca penyakit ini.
Salah satu sebab kanser adalah faktor keturunan atau gen. Kebanyakan pesakit yang menghidap penyakit kanser mempunyai sejarah di mana salah satu daripada ahli keluarganya pernah menghidapnya. Oleh itu, gen mereka juga mewarisi penyakit yang sama.
Tabiat merokok dan meminum alkohol juga adalah salah satu punca penyakit kanser. Menurut kajian, orang yang merokok dan meminum alkohol secara kerap adalah lebih terdedah kepada penyakit kanser ini.
Selain itu, faktor lain adalah bahan kimia dari kilang atau industri. Pendedahan yang lama kepada bahan kimia yang beracun boleh menyebabkan kanser. Kandungan sesetengah jenis bahan kimia juga boleh menyebabkan kanser.
Amalan seksual yang tidak sihat misalnya seks rambang juga merupakan satu faktor penyebab kanser. Begitu juga dengan pemahaman dan gaya hidup yang tidak sihat. Virus-virus seperti virus Hepatitis B, Hepatitis C dan virus HIV dalam badan juga boleh membawa kepada kanser.
Pendedahan secara berterusan dan kerap kepada sinaran radiasi dan ultraungu juga boleh membawa kepada penyakit kanser. Sinaran-sinaran ini mengandungi bahan yang menyebabkan kanser. Selain itu, pendedahan kepada asbestos dan kromium juga menjadi penyebab kanser.
3. Simptom-simptom Penyakit Kanser
Terdapat beberapa simptom khusus yang boleh dikesan pada pesakit kanser. Simptom pertama adalah pendarahan yang berlaku tanpa sebab yang nyata. Pendarahan akan berlaku pada puting susu bagi kanser payu dara, manakala pendarahan pada bahagian serviks berlaku bagi kanser serviks. Selain itu, pendarahan juga akan berlaku pada bahagian tinja dan air kencing.
Kanser juga boleh dikesan apabila terdapat ketumbuhan atau ‘lump’. Bagi kanser payu dara, ketumbuhan atau ‘lump’ boleh dikesan pada payu dara. Ini boleh dikesan dengan menjalankan pemeriksaan sendiri ("Breast Self Examination"). Walau bagaimanapun, bukan semua ketumbuhan menunjukkan bahawa pesakit tersebut menghidap kanser. Simptom seperti ketumbuhan pada leher juga menunjukkan penyakit kanser.
Penyakit kanser juga akan menyebabkan perubahan kelakuan dari segi membuang air besar di mana pesakit akan kerap membuang air besar. Ini merupakan salah satu simptom penyakit kanser. Selain itu, simptom-simptom lain adalah seperti batuk secara berterusan dan kahak yang berdarah. Suara pesakit akan berubah menjadi serak. Pesakit juga akan mengalami masalah susah menelan dan nyeri pada bahagian abdomen yang berterusan. Bahagian telinga pula akan mengalami kekurangan pendengaran. Pesakit akan mendengar bunyi berdengung. Kanser juga menyebabkan ulser kulit dan perubahan pada tahi lalat serta ketuil.
4. Peranan Perubatan Komplimentari Dalam Merawat Pesakit Kanser
Perubatan komplimentari adalah perubatan alternatif yang digunakan untuk merawat sesuatu penyakit. Terdapat berbagai-bagai jenis perubatan komplimentari seperti perubatan naturopati, homeopati, meditasi, ubat herba dan lain-lain. Perubatan-perubatan komplimentari ini menggunakan pendekatan yang berbeza dalam menangani masalah sesuatu penyakit.
4.1 Naturopati
Perubatan naturopati adalah sejenis cara perubatan yang merawat penyakit dengan menggunakan kuasa pemulihan semulajadi yang terdapat dalam tubuh manusia. Ia mengenalpasti dan mengeluarkan penyakit. Mengikut prinsip perubatan naturopati ini, penyakit-penyakit sebenarnya berpunca daripada pemakanan, peminuman dan pernafasan yang tidak baik. Otot dan sendi yang tegang, postur yang salah dan punca-punca psikologi juga boleh menyebabkan serangan penyakit.
Perubatan naturopati juga merupakan salah satu jenis perubatan alternatif yang boleh digunakan untuk merawat pesakit kanser. Menurut naturopati, kanser berlaku apabila sel-sel dalam tisu menjadi toksik dan badan kekurangan makanan yang mengandungi bahan organik sehingga menyebabkan pesakit tidak boleh bernafas dengan betul. Oleh itu, tubuh mereka tidak berupaya untuk membuang sisa dan menyerap nutrien. Ini membawa kepada ketumbuhan atau tumor pada badan.
Menurut naturopati, pesakit menghidap kanser ini kerana beberapa faktor. Faktor-faktor ini termasuklah pemakanan atau diet yang tidak betul, pemakanan daging, telur dan gula yang berlebihan serta kekurangan nutrien organik dan enzim daripada makanan mentah. Kekurangan senaman juga merupakan satu punca kerana ia boleh menyebabkan peredaran pernafasan yang tidak baik serta kurang tenaga.
Langkah paling penting bagi merawat pesakit kanser melalui naturopati adalah melaui detoksifikasi. Detoksifikasi bermaksud mengeluarkan bahan-bahan toksik atau beracun daripada dalam badan. Cara lain adalah dengan berpuasa dan pembersihan kolon.
Diet atau pemakanan pesakit kanser harus terdiri daripada buah-buahan segar dan sayur-sayuran serta jusnya. Makanan pesakit kanser juga haruslah bebas daripada protein haiwan. Dalam perkataan lain, diet pesakit tersebut haruslah terdiri daripada makanan vegeterian sahaja (tiada sebarang daging dalam dietnya). Gula juga harus dijauhi. Jika hendakkan rasa manis, pemanis boleh digunakan. Selain itu, garam juga harus dijauhi. Pesakit juga tidak boleh merokok, meminum alkohol, menghadapi sebarang tekanan, tidur lewat dan mengadakan hubungan seks. Senaman pernafasan penting untuk membolehkan sel-sel dalam badan menyerap lebih banyak oksigen yang amat diperlukan oleh badan pesakit.
Terdapat makanan-makanan tertentu yang harus diambil oleh pesakit kanser dalam perubatan naturopati. Pesakit-pesakit harus meminum banyak jus lobak merah. Jus ini merupakan jus yang terbaik untuk mendetoksifikasi tisu-tisu. Ia meneutralkan kandungan asid dalam darah. Jus lobak merah yang mentah juga membekalkan vitamin, mineral dan enzim. Ia memberikan tenaga kepada sel-sel yang telah mati untuk membina semula dan membuang sisa-sisa. Seorang pesakit telah berjaya memulihkan kanser buah pinggang yang dihidapinya semasa berumur 25 tahun dengan meminum jus lobak merah
Jus kobis pula dibuktikan boleh mengubati ulser yang teruk dalam perut, duodenum dan usus. Kandungan klorin organik dan sulfur dalam kobis yang mentah boleh membersihkan membran mukus dalam perut dan usus di mana tumor sering berlaku. Jus kobis ini juga merupakan alat terapi yang efektif bagi pesakit kanser perut dan usus. Pesakit harus meminum 4 auns jus kobis tiga kali sehari.
Buah anggur pula merupakan satu makanan anti-kanser yang baik jika dimakan bagi jangka masa yang lama. Anggur ini berupaya mendetoksifikasi semua tisu dan organ serta mengembalikan unsur organik ke dalam sel-sel yang memerlukannya. Pada tahun 1925, seorang wanita di Afrika Selatan telah mengubati kansernya dengan mengambil diet yang terdiri daripada banyak buah anggur. Beliau telah menulis sebuah buku yang berjudul The Grape Cure. Dalam bukunya, beliau mensyorkan 2-4 paun anggur sehari bagi tempoh seminggu, sebulan atau lebih. Kulit serta biji anggur itu juga harus dimakan.
Jus ubi keledek juga sangat berguna untuk mendetoksifikasi hati dan membersihkan darah. Jus ini membersihkan pengaliran darah pesakit kanser supaya darah dapat melakukan detoksifikasi ke atas badan dan menghantar nutrien kepada sel-sel yang memerlukannya. Detoksifikasi bagi hati pula perlu bagi membolehkan pembersihan darah dilakukan supaya hati dapat menapis darah tersebut dengan sempurna. Perubatan naturopati mengesyorkan 8 auns jus ubi keledek untuk diambil oleh pesakit kanser sebanyak dua kali sehari. Pengambilan jus ini telah menunjukkan hasil yang efektif. Pil-pil yang mengandungi jus ubi keledek juga amat baik bagi pesakit kanser.
Senaman juga amat penting bagi pesakit kanser menurut perubatan naturopati. Senaman boleh menguatkan badan mereka bagi menentang sebarang aktiviti radikal iaitu serangan penyakit dalam badan. Senaman juga merupakan aktiviti yang memberikan daya ketahanan yang baik untuk melawan kanser kolon. Selain itu, senaman juga memperbaiki proses pengaliran dalam badan yang boleh meningkatkan penggunaan oksigen. Kesannya, pesakit akan memperolehi lebih banyak tenaga. Jenis senaman yang digalakkan oleh perubatan naturopati ini adalah senaman berjalan dan senaman dalam air.
Perubatan naturopati menggunakan prinsip kuasa pemulihan semulajadi. Pemakanan pesakit harus dijaga dan banyak senaman harus dilakukan bagi menguatkan sistem pertahanan badan pesakit kanser. Naturopati ini berasaskan kepada kata-kata Hippocrates: "Let food be our medicine and medicine be our food". Ini bermaksud makanan adalah ubat kita dan ubat kita terdiri daripada makanan.
4.1 Homeopati
Homeopati adalah satu sistem perubatan yang berasaskan prinsip bahawa sejenis ubat yang menyebabkan kesan tertentu apabila diambil oleh seseorang akan berupaya memulihkan sebarang penyakit yang menunjukkan kesan-kesan yang sama.
Homeopati mendapati bahawa badan kita mempunyai kuasa untuk mengawal dan menahan penyakit. Apabila kuasa pertahanan ini diganggu, kita akan jatuh sakit. Ini bukanlah kerana kesan kepada bahagian tertentu, tetapi kepada keseluruhan diri pesakit. Setiap pesakit memerlukan ubat yang berbeza berasaskan simptom-simptom dan sistem mentalnya yang berbeza bagi setiap individu.
Perubatan homeopati menstimulasikan kuasa pemulihan semulajadi yang kemudiannya membuang penyakit. Homeopati ini terkenal dengan kebolehannya untuk memulihkan penyakit kronik. Penyakit serius seperti kanser juga mampu dipulihkan dengan segera tanpa kesan sampingan. Penyakit itu tidak akan berulang sama ada dalam bentuk yang sama atau bentuk yang lain.
Dalam perubatan homeopati, sejenis penawar digunakan di mana ubat itu dicairkan secara berperingkat-peringkat dan digoncang sehingga ubat itu mempunyai kuasa untuk memulihkan. Cecair yang terhasil itu berkuasa memulihkan pesakit kerana proses pencairan ini memberi tenaga kepada ubat tersebut. Selepas proses ini selesai, ubat asal yang tinggal dalam penawar ini hampir tidak wujud. Penawar yang dihasilkan ini dikenali sebagai cecair LM. Perubatan homeopati menggunakan cecair LM untuk merawat pesakit kanser. Bahan asal sebelum dijadikan penawar ini akan dicairkan sehingga bahan asal tersebut tidak ada di penghujung proses pencairan.
Tenaga ‘vital’ adalah penting dalam mengubati pesakit kanser mengikut cara homeopati. Pesakit kanser sukar dipulihkan jika tenaga ‘vital’ pesakit adalah rendah. Akibatnya, hanya sesetengah simptom sahaja yang akan pulih dan pesakit akan tenat semula setelah satu jangka masa pendek mengambil penawar yang telah disediakan untuknya. Dalam perkataan lain, tindak balas pesakit tersebut terhadap penawar yang disediakan boleh menentukan sama ada kanser itu boleh dipulihkan atau tidak.
Perubatan homeopati menyatakan bahawa pesakit boleh bertambah tenat apabila ia mendengar berita buruk. Misalnya, jika mereka diberitahu bahawa mereka akan mati atau penyakit mereka tidak dapat diubati. Oleh itu, ada ubat homeopati bagi mengelakkan ketenatan setelah mendengar berita buruk. Contohnya, seorang pesakit kanser telah diberi sejenis penawar iaitu gelsemium dan selepas mengambilnya, dia berasa tenang, dapat tidur nyenyak dan mempunyai banyak tenaga untuk melawan penyakit kanser tersebut.
Perubatan homeopati juga mempunyai ubat bagi melawan kesan sampingan yang diperolehi daripada rawatan radiasi dan kemoterapi. Kesan sampingan ini termasuklah muntah-muntah, loya dan keletihan.
Perubatan homeopati tidak mempunyai satu cara yang khusus untuk merawat pesakit kanser. Konsep perubatan homeopati adalah mudah; ‘Homeopati bukan merawat penyakit, tetapi merawat pesakit’. Dalam perkataan lain, perubatan homeopati bukan merawat kanser, tetapi merawat pesakit yang menghidap kanser. Ini bermakna bahawa tiga pesakit kanser paru-paru yang berlainan akan diberi tiga jenis penawar yang berbeza.
Perubatan homeopati ini dikatakan pernah berjaya merawat pesakit kanser. Di kalangan orang miskin di India di mana hanya cara perubatan homeopati wujud, ramai pesakit kanser telah berjaya dipulihkan. Kejayaan penggunaan perubatan homeopati bagi memulihkan pesakit kanser ini mungkin lebih berjaya bagi pesakit-pesakit yang tidak pernah menjalani rawatan radiasi atau kemoterapi. Cara homeopati ini juga membantu dalam kes-kes yang tidak dapat dipulihkan dengan mengurangkan kesakitan serta membantu pesakit mati tanpa rasa bimbang dan tanpa kesakitan.
  1. Perubatan Herba
Para penyelidik Universiti Heiderberg telah menerbitkan beberapa hasil yang provokatif mengenai cara perubatan herba bagi mengubati pesakit kanser. Terdapat sejenis herba dari China yang dikenali sebagai Herba Epimediia glycoside leariin yang diberikan kepada pesakit-pesakit kanser. Dalam eksperimen-eksperimen tabung uji, didapati herba ini dapat menstimulasikan sel-sel sihat bagi menghasilkan bahan anti-kanser yang dikenali sebagai tumor necrosis factor-alpha. Dos yang sesuai dapat membantu pesakit kanser.
Herba-herba seperti akar Burdock, herba sheep sortel, rhubab ayam belanda dan kulit pokok elm yang licin dapat mengurangkan kesakitan dan menghalang sel-sel kanser daripada merebak. Herba-herba ini juga mengawal pendarahan, memusnahkan tisu-tisu tumor dan mengembalikan pandangan mental serta fungsi-fungsi fisiologi.
PSP iaitu Polysaccharide Peptide berupaya menyembuhkan pesakit kanser. Ganoderma (lingzhi) pula adalah sejenis herba yang membersihkan darah serta membekalkan oksigen. Ia juga dibuktikan pernah memulihkan sesetengah jenis kanser.
  1. Meditasi
Cara meditasi dapat mengurangkan kesakitan yang dihadapi oleh pesakit kanser. Cara meditasi ini meliputi teknik-teknik hipnosis, ‘bio-feedback’ dan meditasi. Cara hipnosis adalah cara yang dikatakan paling berjaya. Ini adalah menurut penilaian ahli panel Institut Kesihatan Kebangsaan (National Institute of Health).
Mengikut cara perubatan meditasi, pesakit diajar teknik-teknik berehat dan menyenangkan badan. Meditasi ini juga dibuktikan dapat meningkatkan aktiviti pembunuh semulajadi sel-sel kanser. Pesakit yang melakukan meditasi didapati mempunyai jangka hayat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pesakit yang tidak melakukan meditasi.
5. Kesimpulan
Perubatan komplimentari yang meliputi perubatan naturopati, homeopati, herba, meditasi dan lain-lain telah menjadi semakin penting dalam menangani masalah pesakit kanser. Ia boleh membantu pesakit kanser dalam menangani masalah tekanan dan kesan sampingan perubatan konvensional seperti radiasi dan kemoterapi di samping berupaya memulihkan pesakit.

Para doktor dan pesakit haruslah diberi kebebasan untuk memilih cara rawatan yang mereka suka. Perasaan ragu-ragu serta syak wasangka terhadap perubatan komplimentari ini harus ditolak. Perubatan komplimentari harus dicuba oleh pesakit kanser kerana ia pernah dibuktikan berjaya memulih atau mengurangkan kesakitan pesakit kanser. Oleh itu, perbadanan-perbadanan perubatan komplimentari harus diberi peluang untuk memperkembangkan cara rawatan mereka.diberi peluang untuk memperkembangkan cara rawatan mereka.

Dipetik dari laman web ukm

Saturday, January 8, 2011

OUR DIET AFTER GASTRIC BYPASS SURGERY


Our diet after gastric bypass surgery

Printer-friendly versionEmail this page to a friendShare
You had gastric bypass surgery. This surgery made your stomach smaller and changed the way your body handles the food you eat. You will eat less food, and your body will not absorb all the calories from the food you eat.
You will lose weight quickly over the first 3 to 6 months. During this time, you may have body aches, feel tired and cold, have dry skin, mood changes, and hair loss or hair thinning. These problems should go away as your body gets used to your weight loss. Because of this quick weight loss, you will need to make sure you are getting enough protein, vitamins, and minerals.
Your weight loss will slow down after 12 to 18 months. Sticking with your diet and exercise plan will help as it gets harder to lose weight.
Bypass surgery alone is not a solution to losing weight. It can train you to eat less, but you still have to do much of the work. You will need to follow the exercise and eating guidelines that your doctor and dietitian gave you.

Eating Healthy

You will eat only liquid or puréed food for 2 or 3 weeks after the surgery. You will slowly add in soft foods, and then regular food.
  • You will feel full very quickly at first. Just a few bites of solid food will fill you up. This is because your new stomach pouch holds only a tablespoonful of food at first, about the size of a walnut.
  • Your pouch will get larger over time. You do not want to stretch it out, so do not eat more than your doctor or dietitian recommends. When your pouch is larger, it will not hold more than about 1 cup of chewed food. A normal stomach can hold up to 4 cups of chewed food.
Once you are eating solid food, remember to eat slowly and chew each bite very slowly and completely. Do not swallow food until it is smooth. The opening between your new stomach pouch and your intestines is very small. Food that is not chewed well can block this opening.
  • Take at least 30 minutes to eat a meal. If you vomit or have pain under your breastbone during or after eating, you may be eating too fast.
  • Eat 6 small meals throughout the day instead of 3 big meals. Do not snack between meals.
  • STOP EATING AS SOON AS YOU ARE FULL.
Drink up to 8 glasses of water or other liquids that do not have calories every day. Follow these guidelines for drinking:
  • Do NOT drink anything for 60 minutes before or after you eat food, or while you are eating. This will fill you up. Filling up on liquids may keep you from eating enough healthy food.
  • Take small sips when you are drinking. Do not gulp. Do NOT use a straw, since it brings air in your stomach
  • Do NOT drink fluids that have a lot of calories. Avoid drinks that have sugar, fructose, or corn syrup in them. You should also avoid carbonated drinks (drinks with bubbles).
  • Follow your diet carefully. Your doctor, nurse, or dietitian will teach you about foods you should eat and foods you should avoid. It is very important to follow your diet.
  • Your doctor may prescribe several vitamins.
  • You will need regular checkups with your doctor to follow your weight and make sure you're eating well.
Avoid foods that are high in calories. It is important to get all of the nutrition you need without eating too many calories. See also: How to read food labels
  • Do NOT eat foods that contain a lot of fats, sugar, or carbohydrates.
  • Do NOT drink much alcohol. Alcohol contains a lot of calories, but it does not provide nutrition. Avoid it if you can.
  • Eat mostly protein, fruits, vegetables, and whole grains.
These foods may cause some pain or discomfort when you eat them:
  • Pasta, rice, bread
  • Raw vegetables
  • Any dry, sticky, or stringy food
  • Meats
If you gain weight after gastric bypass surgery, ask yourself:
  • Am I eating too many high-calorie foods or fluids?
  • Am I eating too often?
  • Am I exercising enough?

When to Call the Doctor

Call your doctor or nurse if:
  • You are gaining weight or you stop losing weight.
  • You are vomiting after eating.
  • You have diarrhea most days.
  • You feel tired all the time.
  • You have dizziness or are sweating.

Friday, January 7, 2011

KELULUSAN TUNTUTAN UBAT SUTENT

Alhamdulillah, akhirnya tuntutan Ubat Kimoterapi Sutent yang ku mohon sejak Januari 2010 telah diluluskan. Ku maklumkan kepada Pegawai Kebajikan Hospital USM. Aku mesti memindahkan duit dari Akaun Maybank ku ke Akaun CIMB syarikat Farmasi Prima Sdn.Bhd. Ku minta dicetak penyata akaun tetapi Maybank mengenakan caj RM10.00 untuk semuka helain. Ku merungut juga kerana kalau kemaskini buku akaun dulu cuma percuma. Sekarang Maybank tak beri buku akaun lagi. Nak cetak kena caj. Tak adil. Nak guna maybank2U dah kena blok kerana lama tak guna.

Selepas confirm duit dah masuk, ku membuat Kiriman Wang. Jumlahnya RM54,000.00 untuk 3 bulan uabt. Moga penyakit ku sembuh selepas 3 bulan memakannya Ku tak mahu membebankan kerajaan dengan kos ubat yang tinggi dan paling penting tak sanggup lagi menderita penyakit kanser ini.

Moga Allah kabulkan doa ku ini.
___________________________________________________________________________________

Sutent given U.S. approval

Pfizer says drug will be available for use Feb. 3
The United States Food and Drug Administration (FDA) announced Jan. 26 that it has approved Sutent (sunitinib) for patients with gastrointestinal stromal tumors (GIST) and advanced kidney cancer.
It was the first time the agency has approved a new oncology product for two cancers simultaneously.
Sutent, which received a priority review and was approved in less than six months, is a tyrosine kinase inhibitor. The once-daily, 50 mg. capsule blocks several enzymes that deprive the tumor cells of the blood and nutrients needed to grow.
“Today’s approval is a major step forward in making breakthrough treatments available for patients with rare and difficult to treat forms of cancer,” said Dr. Steven Galson, director of FDA’s Center for Drug Evaluation and Research. “New targeted therapies such as Sutent are helping FDA expand options for patients for whom there are limited alternatives.”
According to the American Cancer Society, about 6,000 new cases of GIST and 32,000 cases of advanced kidney cancer are diagnosed each year.
Sutent won approval for the treatment of Gleevec-resistant GIST and for GIST patients unable to tolerate Gleevec, the current treatment for GIST. In clinical trials, researchers did an early analysis of data that showed Sutent delayed the time it took for tumors or new lesions to grow. Specifically, the median time-to-tumor progression for patients treated with Sutent was 27 weeks compared to six weeks for patients given a placebo.
Of 312 clinical trial participants, 207 received Sutent, while 105 were given placebos.
Typically, patients in cancer trials are not given placebos because it is considered unethical to deny them effective treatments. But Sutent maker Pfizer said a third of the patients were given placebos in this trial because no standard drug is known to work against such stomach tumors once they develop resistance to Gleevec.
When it became clear that patients taking Sutent were surviving longer than the placebo group, all patients in the study were allowed to start taking Sutent.
FDA also granted accelerated approval for Sutent in the treatment of patients with advanced renal cell carcinoma (RCC). In contrast to the approval for GIST, which was based on the drug’s ability to delay the growth of the tumors, this approval was based on Sutent’s ability to reduce the size of the tumors in patients. An overall response rate ranging from 26 to 37 percent was found in patients with metastatic kidney cancer whose tumors had progressed following cytokine-based therapy.
Pfizer is studying the drug for use in treating other cancers, including colorectal, breast and lung cancer.
Pfizer says it expects the average cost of Sutent per six-week treatment cycle to be about $4,000, putting the annual cost of treatment at about $38,000. The drug is expected to be available to patients Feb. 3, and will come in 12.5 mg., 25 mg. and 50 mg. capsules.
Patients and physicians can visit www.sutent.com or phone FirstRESOURCE at (877) 744-5675 for information about patient assistance for those who don’t have drug coverage and for information about reimbursement issues or appeals assistance.
The FDA said in a statement that it has a long-standing commitment of providing patients with serious and life-threatening diseases access to safe and effective treatments, in some cases prior to FDA approval.
In the GIST clinical trial, significant clinical benefit was determined through an interim analysis of data, thereby allowing researchers to convert all patients in the trial to treatment.
Sutent comes in 12.5, 25 and 50 mg.FDA worked with Pfizer, maker of Sutent, to offer an expanded access program prior to approval, making the product available to patients not enrolled in a clinical trial. Currently, more than 1,700 U.S. patients are being treated with Sutent through the expanded access program.
“Expanded access programs have proven to be an effective way to get treatment to patients who need it most, especially in cancer,” said Ellen Stovall, president of the National Coalition of Cancer Survivorship. “There needs to be a greater awareness among patients and doctors about both the option to participate in clinical research as well as in these expanded access programs in order to make promising new therapies available to as many patients as possible.”
Pfizer said the most commonly reported side effects included diarrhea, nausea, stomatitis, dyspepsia, and vomiting. Patients also experienced, fatigue, high blood pressure, bleeding, swelling, and altered taste. Hypothyroidism was also observed.
Skin discoloration possibly due to the drug color (yellow) occurred in approximately a third of patients. Other possible dermatologic effects may include dryness, thickness or cracking of skin, blister or rash on the palms of the hands and soles of the feet.
Pfizer, which acquired Sutent in 2003 through its purchase of Pharmacia Corp., has said it intends to become a major player in the oncology arena. It is now far better known for drugs such as Viagra and cholesterol fighter Lipitor. 

Miracle Cancer Drug Extends Life With $48,720 Cost (Update1)


GIST Patient Susan Farmer
Axel Ullrich, founder of Sugen
Peter Hirth, a former Sugen president
3-D Model of a Melanoma Drug
Dr. Keith Flaherty of MassGen Hospital
March 5 (Bloomberg) -- George Demetri had witnessed countless near-death experiences in his career as a cancer doctor. This time, the life of a drug was on the line.
It was called SU11248, and Pfizer Inc. had just acquired the company developing it. Tumors were shrinking in two thirds of the digestive tract cancer patients in the clinical trial Demetri had been running since February 2002. One dying man’s malignancy had stopped growing so suddenly after five doses that it was a “miracle,” the oncologist said.
“Interesting parlor trick you’ve got there, but this isn’t a market,” he said Pfizer executives responded when they learned of the results. The trial’s patients had a type of cancer accounting for less than 1 percent of new U.S. cases diagnosed every year. “We are probably going to shut this down,” he said they warned.
Still, a Pfizer official agreed to accompany him to a December 2003 meeting with U.S. Food and Drug Administration regulators, who were encouraged by the data and sanctioned a second, larger trial. “Credit to Pfizer for realizing it had a winner,” Demetri said. Company spokesman Chris Loder declined to comment on the doctor’s recollection of events.
In January 2006, Sutent became the first treatment simultaneously approved for two cancers: gastrointestinal stromal tumors, or GIST, and renal cell carcinoma. A pill that almost landed on the scrap heap of medicine has, according to New York-based Pfizer, since generated $2.6 billion in sales.
‘It’s Not Sustainable’
Sutent is part of an explosion of treatments that attack cancer at the molecular level, holding the promise of turning intractable malignancies into chronic diseases like diabetes or HIV. Targeted therapies are already extending life -- and adding to the cost of end-of-life care, which in the case of Sutent could be on the order of $48,720 a year.
The story of the drug, which took 15 years to get from theory to therapy, shows why such medicines, which have limited periods of effectiveness, are so expensive that some governments resist paying for them. On the advice of the British National Institute for Health and Clinical Excellence, the U.K. National Health Service refused for three years to buy Sutent for its patients. The price, the institute decided in 2006, was simply too high for the amount of time it bought.
“We are all worried that it’s not sustainable,” said Demetri, 53, director of the Ludwig Center at the Harvard University-affiliated Dana-Farber Cancer Institute in Boston, in an interview. “Ultimately, our country may say, ‘OK, we can have these expensive cancer drugs or we can have vaccines for our kids -- what do you want?’”
Just 29 Days
For those who can afford a pill with a retail price of about $200, or whose insurer will cover it, Sutent is a life extender. The metastatic cancer of GIST patients on Sutent was held in check for about 21 weeks longer than that of patients who began a clinical trial on a placebo, according to Pfizer.
While about a third of those with GIST who switch to Sutent get no benefit, the drug has been a lifeline for thousands, Demetri said, often buying enough time for a new medicine to roll out of the targeted therapy pipeline.
Terence Foley, a musician and teacher living in Philadelphia, was one for whom it offered no benefit. A combination of Genentech Inc.’s Avastin and Bayer AG’s Nexavar helped keep his kidney cancer at bay for 17 months, but he died 29 days after his first dose of Sutent.
A Grandson’s Birthday
“I didn’t see it coming,” said Keith Flaherty, 39, a protégé of Demetri’s who was Foley’s oncologist at the time of his death in December 2007 at age 67. Why didn’t Sutent extend his life? Perhaps, Flaherty said, his patient’s tumor was made up of preponderance of cells that were Sutent-resistant.
Susan Farmer was a different case.
Sutent worked for the retired Rhode Island public television executive, who has fought metastatic GIST for seven years with what doctors call daisy chaining. When her malignancy no longer responds to a treatment, she switches to another, moving from one targeted therapy to the next to the next. She took Sutent, the second in her chain, for 18 months.
“I am alive because of these drugs,” said Farmer, 67. She credits Novartis AG’s Gleevec, the first, for allowing her to see her second grandson born in 2005. Sutent kept her well for his fifth birthday.
The company that developed Sutent, Sugen Inc., got its start in Redwood City, California, in 1991. Cancer treatment at the time had been largely unchanged for decades. Doctors bombed tumors with a toxic chemical mix and hoped for the best. They rarely got it, and patients suffered chemotherapy side effects including hair loss and debilitating nausea.
A Kinases Race
The idea propelling Sugen had been postulated 20 years earlier by Harvard Medical School’s Judah Folkman, who became director of vascular biology at Children’s Hospital Boston. His theory was that malignant solid tumors depended on a genetic corruption of angiogenesis, the blood-vessel building process. Shut down angiogenesis, his thinking went, and the tumors would starve for lack of blood.
By 1989, scientists had identified a protein -- known as a kinase -- as the primary driver of angiogenesis: vascular endothelial growth factor, or VEGF. The discovery set off a race to isolate others and develop inhibitors.
One of Sugen’s founders, Axel Ullrich of Germany’s Max Planck Institute of Biochemistry, had cloned human insulin as a researcher for South San Francisco-based Genentech. Ullrich, now 66, also helped discover the gene HER2, thought to be responsible for runaway cell replication in some cancers.
Gen for Genetics
His partner was Joseph Schlessinger, then head of the New York University Medical School pharmacology department and now director of Yale University’s department of pharmacology. Schlessinger, 64, did research at Rhone-Poulenc Rorer Inc. before it became part of Sanofi-Aventis SA, and worked on the technology that led to ImClone Systems Inc.’s colon cancer treatment Erbitux and other drugs.
The company was named after them: S for Schlessinger and U for Ullrich, followed by gen, for genetics.
Sugen’s first chief executive officer was Stephen Evans- Freke. He had raised more than $600 million for Thousand Oaks, California-based Amgen Inc., and other biopharmaceutical startups, according to the Web site of Celtic Pharma Management LP, a Hamilton, Bermuda-based private-equity firm where Evans- Freke is a managing general partner. Evans-Freke pulled together $2.5 million in venture capital for Sugen, which raised $20 million when it went public in 1994.
$100 Million a Year
The hunt for kinase inhibitors was slow and expensive, Ullrich said in an interview. For one thing, all the kinases had to be identified, which Sugen did by building a “kinome,” mapping the 500 or so that inhabit the body.
Another challenge was that kinases exist at the core of cellular biology, sharing space with adenosine triphosphate, or ATP, the very engine of intracellular energy.
“The worry was that you couldn’t drug these kinases without shutting down every energy-generating process in the body,” Demetri said. “You’d kill people faster than the disease would.”
A solution required designing drug molecules so precise they could slip into the pockets of specific kinases without interfering with ATP. Sugen scientists bombarded cancer-driving proteins with synthesized chemical compounds to figure out which of them showed promise as kinase inhibitors.
By 1998, Sugen was “burning through about $100 million a year,” and running out of money for the clinical trials that are fundamental to bringing a drug to market, according to Peter Hirth, who was president at the time.
Betting on VEGF
Pharmacia & Upjohn Inc., based in Bridgewater, New Jersey, stepped in with the cash in 1999, buying Sugen for $650 million.
Genentech, acquired last year by Roche Holding AG, had shown that targeted therapy could be a commercial success after FDA approval in 1998 of the metastatic breast cancer drug Herceptin. It attacks the HER2 gene, the one Ullrich helped find, and was the first kinase inhibitor on the market.
In May 2001, Novartis, based in Basel, Switzerland, secured FDA approval for Gleevec, which worked by knocking out the main molecular driver in chronic myeloid leukemia. Genentech was by then in trials with what it would call Avastin -- used today against five cancers -- and early results indicated it would prove that VEGF inhibitors could thwart angiogenesis.
Sugen’s bet was on targeting VEGF, and of the 50,000 compounds scientists threw at it in the lab, exactly three seemed promising, according to Ullrich and Hirth.
A Dirty Inhibitor
One of the three -- christened SU5416 because it was the 5,416th substance tried out -- was given in 2001 to 350 colorectal cancer patients. So few responded that the trial “failed statistically,” according to Ullrich.
The scientists concluded SU5416 wasn’t soluble enough to slip with adequate dosage into its molecular target. They turned to SU11248, the 11,248th of the compounds tested, and tweaked it. The adjustments “made it less specific,” and SU11248 went after VEGF and also as many as 200 other kinases, Ullrich said.
Because protein kinases regulate many normal cell signaling functions, not just those driving cancer, the drug might block healthy activities, too, Ullrich said.
“Nobody was sure they wanted a dirty kinase inhibitor like SU11248,” Ullrich said.
Then Sugen tested it in a 2002 “basket trial,” so named because people with a variety of cancers took part. SU11248 was sent to oncologists worldwide, and in what Ullrich called a “lucky accident” a Paris doctor gave it to three kidney cancer patients. Two “had outstanding responses,” he said.
The Lipitor Company
The basket trial occurred before Pfizer closed its $58 billion acquisition of Pharmacia in April 2003. Pfizer, which disbanded Sugen as a unit, decided to finance trials focusing on renal patients. Demetri was wrapping up his clinical evaluation of SU11248’s ability to target kinases driving GIST for patients who had run out of treatment options.
After Pfizer learned about his patients’ “spectacular” results, Demetri said he was quizzed on his estimate that the market for the drug would be only a few thousand patients.
“A few thousand? Look, we’re the Lipitor company, we’re looking for a few million,” he said Pfizer executives told him. Lipitor, Pfizer’s cholesterol pill, is the world’s top selling drug with more than $11.4 billion in 2009 revenue.
At the December 2003 meeting, FDA officials wouldn’t accelerate the SU11248 approval process, because standard scans didn’t show tumors were shrinking definitively enough, Demetri said. Pfizer agreed to fund placebo trials.
A Vampire Cancer
The drug would be given to two-thirds of a group and sugar pills to the rest -- rare in oncology where lives are on the line. The FDA agreed that sugar-pill patients whose tumors grew would be given the real drug. The trial started in January 2004.
Within a year, every placebo patient had been switched because of “staggeringly statistically positive” results, Demetri said. Tumor growth in those taking SU11248 halted for 27 weeks compared with six weeks for those on sugar pills, according to FDA data.
For Farmer, the trial’s success meant more life.
Farmer, who served two terms as Rhode Island secretary of state, was diagnosed with GIST in October 2001 after an abdominal tumor burst and hemorrhaged. A surgeon removed the growth -- it was “about the size of a shot put,” she recalled -- but by January 2003 the malignancy had spread to her liver.
Invincible to most treatments, GIST was known as a kind of vampire cancer whose cells “have an anti-death pathway turned on,” Demetri said. “They don’t know how to die, which is why chemotherapy doesn’t work.”
‘Heart Flutters’
Doctors began building Farmer’s daisy chain with Gleevec, which shrank her liver tumors within a month of her first dose in February 2003. Side effects included puffy eyes, muscle cramps, diarrhea “and chemo brain,” she said. “I thought I was getting Alzheimer’s.”
A scan in April 2008 showed two of the largest growths were active once more. Gleevec’s effectiveness had run out.
So Farmer started on Sutent. This time, her teeth became so sensitive she couldn’t brush. Eating sugar hurt them. She couldn’t catch her breath.
“I got heart flutters,” she said. “I got headaches. It hurt to talk. One day I just sat there with my Sutent in my hand saying I can’t possibly have one more of these things. It may give me one more day of life, but it felt like death. I made the decision I was just going to stop and not take it.”
She changed her mind after a scan showed the tumors shrinking once more.
Every Customer’s Premium
Her dose was reduced, and the side effects abated. The cancer didn’t grow again until last October, when Sutent was replaced with Novartis’s Tasigna, developed as a Gleevec backup and approved in November 2007.
Should Tasigna fail, two treatments in clinical trials seem promising, Farmer’s doctors have told her. She said she would be willing to keep the daisy chain going.
For people who have private health insurance like Farmer’s or who qualify for Medicare, the tax-funded program for Americans over 65, Sutent isn’t a personal financial issue.
UnitedHealth Group Inc., the world’s largest health insurance provider, pays for every cancer treatment for the use for which the FDA approved it, and UnitedHealth’s competitors do the same, said Lee Newcomer, senior vice president of oncology at the Minnetonka, Minnesota-based company.
“Pfizer knows very well I can’t refuse to cover this drug,” Newcomer said in an interview.
Rationing by Pricing
The cost of reimbursing for Sutent and other targeted therapies is factored into every customer’s premium, which results in a kind of rationing that is putting life-extending treatments beyond the reach of more and more Americans, he said.
“Everyone’s premium goes up because we layer that across everyone we insure,” he said. “All the recent health policy talk is that in the U.S. we don’t ration, but that isn’t a true statement. We just keep pricing more and more people out of the ability to afford health insurance. We have chosen to ration by just pricing some people out.”
To decide what to charge for targeted drugs, some companies use as a benchmark kidney dialysis -- for which Medicare pays a per-patient average of $71,000 a year -- because it is “another heroic but effective way of keeping people alive,” said Tim Byers, associate dean of public health practice at the Denver- based Colorado School of Public Health.
The “general estimate of the cost” of Sutent for the average kidney cancer patient is $50,000 a year, according to UnitedHealth.
‘Most Liberal Nation’
Pfizer won’t disclose what was spent bringing Sutent to market or the profit it makes off the drug, Loder, the spokesman, said. The company charges wholesalers an average of less than $5,100 for a month at the highest dosage, he said. Pfizer rose 15 cents, or less than 1 percent, to close at $17.48 today in New York Stock Exchange composite trading.
U.S. regulators don’t take pricing into consideration when evaluating whether a therapy should be sold to the public.
“The U.S. is by far the most liberal nation in letting the market decide the fate of these drugs,” said Flaherty, director of developmental therapeutics at Massachusetts General Hospital Cancer Center in Boston, affiliated with Harvard Medical School.
In the U.K., where the tax-funded National Health Service covers all residents, the calculus is different.
“This drug was way outside of what we considered cost effective,” said Peter Littlejohns, the clinical and public- health director for Britain’s health institute, in an interview about the 2006 decision again Sutent. “The average life expectancy was in terms of months, not years, and there will be some who have no benefit from it.”
Daisy Chaining Momentum
The institute reversed its ruling on Sutent last year, persuaded by pressure from oncologists and patient advocacy groups, a campaign by Pfizer and the company’s promise to provide the first round of prescriptions to National Health Plan patients at no cost.
At the same time, the U.K. rejected two other targeted therapies covered by Medicare and U.S. insurers: Nexavar for liver cancer and Avastin for advanced bowel cancer. Nexavar was estimated to cost 65,900 pounds ($102,000) for every “quality adjusted year of life,” while for Avastin it was 74,999 pounds, according to institute reports.
The drugmakers are appealing.
The success of targeted therapy relies on a steady stream of approvals of new drugs and on insurers being willing to pay for them. Patients need alternatives because tumor cells that survive one drug’s attack can regroup and grow, and only a new medicine can work on them.
‘More Expensive Treatments’
With daisy chaining the momentum is undeniable, according to Flaherty. In metastatic kidney cancer, for instance, Sutent and five other drugs made available in the last four years moved the average survival rate from 14 months to a range of 36 to 48 months, Flaherty said.
“Improving cancer survival rates are a real success story that sometime get lost in the noise over our health-care system,” said Douglas Blayney, president of the Alexandria, Virginia-based American Society of Clinical Oncology, the largest U.S. organization of cancer doctors. “Targeted drugs are driving that survival in a major way.”
The FDA has approved 25 targeted agents since 1998, the agency’s Web site shows. With hundreds in development, 40 more could be on the market by 2015, according to a 2008 report by the Boston-based Tufts Center for the Study of Drug Development, which is affiliated with Tufts University.
‘The Deep End’
As pharmaceutical companies continue to produce these and other “more advanced, and more expensive treatments,” U.S. cancer-fighting costs will rise faster than overall medical spending, according to the National Cancer Institute in Bethesda, Maryland. Cancer treatment spending rose 75 percent in the decade ending in 2004, to $72.1 billion, according to a 2007 NCI report, the latest data available.
Medicare already devotes about a quarter of its budget -- now $450 billion -- to care in the last year of life, according to the policy journal Health Affairs. As baby boomers age and fall under the U.S. tax-funded program, they’re ushering in a new era of spending.
People 65 and older have 10 times the cancer rate and 16 times the cancer mortality rate of those younger, NCI data show. Cancer is the No. 2 killer behind heart disease, responsible for one in four non-accidental deaths, according to the Centers for Disease Control and Prevention in Atlanta.
That number might fall as researchers invent better diagnostics that let doctors more quickly identify a cancer’s genetic driver and make smarter drugs that cleanly knock out cancer drivers, according to Flaherty.
“If we can get one more drug, can we push the tumor so far into hibernation that, while not curing it, we’re managing it as a chronic disease?” he said. “We think that’s possible.”
To contact the reporters on this story: Ken Wells in New York at kwells8@bloomberg.net; Shannon Pettypiece in New York at spettypiece@bloomberg.net
To contact the editors responsible for this story: Robert Blau in Washington at rblau1@bloomberg.net; Reg Gale in New York at Rgale5@bloomberg.net

Sunday, January 2, 2011

KHASIAT DAUN DURI TUJUH


Khasiat daun duri tujuh 


Khasiat jarum tujuh bilah

JARUM tujuh bilah dikategorikan sebagai tanaman herba yang turut diminati orang ramai untuk ditanam di dalam pasu dan halaman rumah. Tumbuhan dari keluarga kaktus ini mungkin satu-satunya kaktus yang mempunyai daun yang sebenar. Ia adalah genus paling primitif dalam keluarga kaktus.
Pokok ini dipercayai berasal dari Korea Selatan tapi boleh didapati dengan mudah di Malaysia, Thailand dan Indonesia. Malah ia adalah tumbuhan yang agak lasak dan boleh beradaptasi dengan hampir semua iklim.
Keadaan optimum untuk pertumbuhan mesti ada sinar matahari yang terang dan iklim tropika Ia adalah tumbuhan yang mudah membiak. Memiliki ciri yang hampir menyerupai pokok parisan.
Ada 15-20 spesies pereskia terutamanya dari Afrika Selatan, Amerika Tengah dan India Barat. Sepanjang batangnya terdapat tujuh batang duri yang meruncing tajam kerana itu juga ia dipanggil jarum tujuh bilah.
Kegunaan:
Jarum Tujuh Bilah dikatakan boleh membantu dalam rawatan penyakit kanser terutamanya kanser kolon (usus besar), kanser hidung dan juga kanser lain.
Ada tiga cara menggunakannya, pertama dengan memasukkan lebih kurang dua helai daunnya ke dalam air panas dan dijadikan teh dan airnya diminum, kedua daunnya dimakan sebagai ulam satu hingga tiga helai setiap hari dan ketiga dengan cara mengisar daunnya hingga lumat , campurkan air dan jusnya diminum.
Anda dilarang dari meminum sebarang jenis minuman selepas mengambil herba ini kerana ia dikatakan dapat menghapuskan segala khasiat dalam badan kita.
Kajian terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam pereskia dan tindakbalas sel kanser terhadapnya boleh didapati di http://www.moste.gov.my
Ia dikatakan dapat mengubat darah tinggi dan kencing manis.
Cara menanam:
· Mudah ditanam dengan kaedah cantas dan cucuk.
· Boleh membiak melalui biji benih.
· Daunnya mudah gugur jika terdedah dengan keadaan kering namun mudah pula tumbuh semula apabila air mencukupi.
· Daunnya rangup dan sedikit berlendir serta boleh dijadikan ulam atau salad.
—————————————————————————————

DAUN PECAH BELING

Pecah beling atau nama saintifiknya Strobilanthes crispus atau Saricocalix crispus (Acanthaceae) merupakan tumbuhan yang berasal dari Madagascar hingga ke Indonesia dan telah dikenal pasti buat pertama kalinya oleh Thomas Anderson (1832 - 1870) yang mengkelaskan tumbuhan ini di bawah Spermatophyta (tumbuhan berbunga dan gymnosperma). Daun in dikenali dengan nama pecah beling, enyoh kilo, kecibeling atau kejibeling di Indonesia. Di Malaysia, pokok ini lebih dikenali dengan nama pecah kaca, pecah beling atau jin batu. Pokok mudah ditanam dan hidup subur di Malaysia. Daunnya telah digunakan secara tradisional untuk merawat kanser, kencing manis serta batu karang dan juga sebagai agen diuretik.
Tumbuhan ini mempunyai kandungan kalsium karbonat yang tinggi dan air rebusannya bersifat alkali yang lemah. Kajian oleh Kusumoto dan rakan-rakan (1992) menyatakan bahawa ekstrak air pecah beling mempunyai kompaun atau molekul yang mampu untuk merencatkan pertumbuhan retrovirus; agen dalam jangkitan virus seperti sindrom kurang daya tahan penyakit (AIDS) dan juga mampu untuk merencatkan pertumbuhan sel leukemia. Terdapat banyak kompaun yang telah diasingkan dan dikenal pasti seperti asid kafeik, asid p-hidroksi benzoik, asid p-voumarik, asid vanillik, asid gentinik, asid ferulik dan asid siringik.
Daripada kajian makmal yang dilakukan oleh Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan, Universiti Putra Malaysia (UPM), daun pecah beling mempunyai kandungan mineral yang sangat tinggi seperti kalium (51%), kalsium (24%), natrium (24%), ferum (1%) dan fosforus (1%). Daunnya juga mempunyai kandungan vitamin C, B1, B2 yang agak tinggi dan banyak bahan yang lain seperti katekin dan tannin. Daun ini juga mengandungi kafeina, tetapi kandungannya adalah rendah. Kesemua kandungan yang dinyatakan menyumbang kepada paras jumlah antioksidan (total antioxidant activity) yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan yerbamate (teh herba) dan vitamin E (alfa-tokoferol).
Bagi kajian antikanser pula, kajian praklinikal telah dijalankan untuk menilai keberkesanan ekstrak pecah beling secara in vitro (kultur tisu) dan in vivo (kajian haiwan). Bagi kajian kultur tisu, ekstrak pecah beling bertindak secara efektif untuk merencatkan pertumbuhan sel kanser kolon, kanser hati dan kanser buah dada. Ekstrak ini mampu membunuh sel kanser dengan mengaruh sel kanser ini mati secara semula jadi (apoptosis) tanpa kesan sampingan atau keradangan. Di samping itu, ekstrak pecah beling ini juga mampu untuk memendamkan gen penyebab kanser, sekali gus mengurangkan risiko dan keterukan kanser. Bagi kajian haiwan pula, ekstrak air pecah beling pada kepekatan 2.5% dan 5% mampu untuk mengurangkan keterukan kanser hati bagi tikus yang diaruh kanser hati.
Fitosterol (sterol dari tumbuhan) telah berjaya diasingkan daripada daun pecah beling ini. Bahan ini telah terbukti mampu untuk merencatkan pertumbuhan sel kanser seperti yang telah disebutkan di atas. Bahan ini juga dikatakan mampu untuk menurunkan paras kolesterol darah kerana fitosterol akan bersaing dengan kolesterol di dalam usus, sekali gus menyebabkan kolesterol dari makanan tidak dapat diserap.
Ekstrak air daun pecah beling juga telah diuji keberkesanannya sebagai agen antidiabetis pada tikus yang diaruh diabetes. Ekstrak daun pecah beling pada kepekatan 5% dan 7.5% mampu untuk menurunkan paras gula darah di samping meningkatkan paras jumlah antioksidan (total antioxidant level) darah bagi tikus yang diaruh diabetes atau kencing manis. Ekstrak ini tidak mempunyai kesan ke atas paras gula darah pada tikus normal, tetapi mampu untuk meningkatkan paras jumlah antioksida (total antioxidant level). Peningkatan paras jumlah antioksidan (total antioxidant level) dalam darah adalah penting untuk melindungi badan daripada radikal bebas. Oleh itu, ekstrak ini sesuai bukan sahaja untuk mereka yang berpenyakit, tetapi juga untuk mereka yang normal.
Kami telah menyediakan formula teh daripada daun pecah beling. Teh pecah beling ini telah menunjukkan tahap antioksidan yang sangat tinggi, merencatkan pertumbuhan sel kanser buah dada dan kanser ovari dan juga berkesan untuk menurunkan paras gula darah pada tikus yang diaruh diabates atau kencing manis. Hasil yang menarik lagi ialah di mana teh pecah beling ini mampu untuk merencatkan pertumbuhan 2 daripada 9 mikroorganisma yang dikaji iaitu Streptococcus sobrinus dan Streptococcus mutans. Bakteria yang disebutkan ini adalah bakteria yang menyebabkan karies gigi.
Kesimpulannya, daun pecah beling merupakan tumbuhan yang mempunyai banyak khasiat. Ia mempunyai jumlah antioksidan yang tinggi di samping mampu untuk bertindak sebagai agen antioksidan, antikanser, antidiabetes dan juga antimikrob. Walau bagaimanapun, kajian klinikal (human study) masih perlu dijalankan untuk menentukan kesannya terhadap pesakit kanser dan juga pesakit diabetes atau kencing manis.

Artikel oleh:
Prof. Madya Dr. Asmah Rahmat dan Mohd. Fadzelly Abu Bakar.
Jabatan Pemakanan dan Sains Kesihatan, Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan,
UPM, Serdang, Selangor, Malaysia.